Bila tidak hati-hati memilih obat diabetes,
penderitanya terancam penyakit osteoporosis. Hal ini
disebabkan Avandia, obat yang dikonsumsi oleh jutaan
pasien diabetes, yang diduga memiliki kontribusi atas
hilangnya massa pada tulang. Hasil ini diungkapkan
setelah sebuah studi di Amerika Serika melakukannya
pada tikus.
para pakar mencemaskan pemakaian dari Avandia
(rosiglitazone) dapat mempercepat prosess osteoporosis
(tulang keropos). Osteoporosis adalah penyakit yang dicirikan rendahnya
massa tulang dan kemunduran struktural jaringan tulang
, yang menyebabkan kerapuhan tulang dan meningkatkan
risiko patah tulang. Dalam penelitin baru tersebut, kemungkinan pemakaian
obat berbahan aktif rosiglitazone itu dalam jangka
waktu lama akan memicu osteoporosis. Tentu, penemuan
ini sedikit membuat pusing penderita diabetes. Mereka
menggunakan Avandia untuk memperbaiki respon tubuhnya
terhadap insulin. "Hasil studi kami menunjukkan bahwa pemakaian lama
rosiglitazone dalam pengobatan diabetes jenis dua akan
menyebabkan osteoporosis", kata peneliti senior, Ron
Evans, yang penelitiannya diterbitkan dalam Nature
Medicine 2 Desember. Evans yang juga merupakan seorang profesor di Fakultas
Biologi Institut Salk, La Jolla, California,
menjelaskan hal itu disebabkan Avandia yang merupakan
obat yang efektif mengontrtol gula dan membantu tubuh
yang sensitif menyimpan insulin. "Sekali pun begitu,
kami tidak merekomendasikan penderita diabetes
berhenti memakai Avandia. Tetapi, sebaiknya mereka
mengkombinasikan dengan obat pencegah osteoporosis, "
terang Evans. Ditambahkan Profesor Paul Brandt, jika seorang
penderita diabetes telah memiliki risiko osteoporosis
sejak awal, sebaiknya mempertimbangkan obat
anti-diabetes alternatif lainnya. "Banyak kok obat
diabaetes alternatif selain Avandia," kata Brandt. Selain itu, Brandt juga menyarankan pasien diabetes
yang telanjur mengkonsumsi Avandia, sudah seharusnya
juga memakan obat anti-osteoporosis seperti
bisphosphonates, raloxifene, vitamin D dan kalsium. Untuk diketahui, awal tahun ini Avandia dan empat obat
diabets lainnya telah dimasukkan ke dalam 'kotak
hitam' Badan Obat dan Makanan AS (FDA). Obat-obatan
tersebut disinyalir bisa meningkatkan risiko gagal
jantung . Kotak hitam adalah tingkat peringatan paling
keras pada FDA...............*Rakyat Merdeka, 4 Des 2007*
0 komentar:
Posting Komentar