Fungsi Peran Guru sebagai Pembimbing.
Karakteristik siswa/ peserta didik dalam pengorganisasian program berbeda menurut jengjang pendidikan yang di tempuh. Oleh karena itu fungsi dan peran konselornya berbeda-beda. Namun demikian perbedaan itu tidak terletak pada apa yang dilakukan konselor, melainkan lebih kepada bagaimana hal ini dilakukan (Gibson dan Mitchell, 1986:48)
Peran konselor di sekolah menurut Gibson dan Mitchell (1986: 48-49) adalah:
1. Konselor. Meskipun konseling pada anak jarang dilakukan, konselor hendaknya mampu melayani kebutuhan konseling individual atau kelompok siswa yang dialih tangankan oleh guru atau orang tua atau hasil identifikasi konselor itu sendiri.
2. Konsulatan. Sebagai konsultan, konselor hendaknya berdialog secara langsung dengan guru-guru, orang tua, atau profesi sejawat yang lainnya untuk membantu mengidentifikasi murid dalam adegan sekolah.
3. Koordinator, konselor memiliki peran sebagai coordinator berbagai kegiatan bimbingan disekolah, derta aktifitas disekolah, bahkan di dalam kelas.
4. Agen orientasi. Sebagai fasilisator pengembangan kemanusiaan, konselor hendaknya mengakui orientasi siswa terhadap tujuan dan dan lingkungan sekolah.
5. Assessment. Konselor berperan sebagai pengumpul datadan sekaligus menterjemahkan hasil pengukuran baik data tes maupun non tes.
6. Pengembang karir. Pengembangan karir merupakan fondamen yang sangat penting bagi pengambilan keputusan tahap-tahap selanjutnya.
7. Agen pencegahan (Agent of prevention). Terdapat sejumlah tanda-tanda bagi kemungkinan masalah yang akan dialami di masa mendatang.
Fungsi konselor menurut persatuan konselor sekolah di Amerika (ASCA) adalah sebagi berikut:
1. memberikan layanan pelatihan terhadap guru-guru dalam merencanakan dan mengimplementasikan interversi bimbingan bagi anak-anak usia muda, untuk memaksimalkan manfaat perkembangan.
2. Memberikan konsultasi bagi guru-guru yang memerlukan pemahaman dan bantuan berkenaan dengan konsep-konsep perkembangan dalam materi pengajaran sebagaimana dukungan bagi lingkungan kelas yang sehat,
3. Mengakomodasikan orang tua siswa yang memerlukan bantuan dalam keterampilan berkomunikasi dalam keluarga atau memehami peranannya dalam mendorong anaknya untuk belajar.
4. Bekerjasama dengan staf sekolah lainnya dalam identifikasi awal, remedial, atau alih tangan siswa yang memiliki kelaianan atau ketunaan perkembangan.
5. Membantu memperkaya usaha siswa yang di arahkan melalui kurikulum dalam meningkatkan kesadaran siswa akan keterkaitan antara sekolah dengan dunia kerja, terutam apengaruh pilihan pendidikan terhadap gaya hidup seseorang dan perkembangan karir.
sumber makalah:
Suyanto. Prof. Ph. D. “Ilmu dan Aplikasi Pendidikan” PT. Imperal Bhakti Utama, Bandung, cet II, 2007
Juntika. Achmad. Dr. M.pd. “Bimbingan dan konseling dalam berbagai latar kehidupan” PT. Refika Aditama, Bandung, 2006
Arief. Armai. H. Prof. Dr. “Ensiklopedia Pendidikan Islam” CV. Bina Muda cipta Kreasi, Jakarta, 2010
ini pada dasarnya adalah di ambil dari makalah bimbingan konseling