Rabu, 28 Maret 2012

Filek dan Batuk serta Pemilihan Obatnya

filek Dan Batuk serta Pemilihan Obatnya
     Filek dan batuk merukan Penyakit kembaran ini memang bisa dikatakan  penyakit ringan dari sekian penyakit yang ada, tapi kalo suadah  menempel ,  sakitnya bisa satu hingga dua  sampai  tiga minggu baru sembuh total. Dan yang bikin capek dan gak nyaman, hidung meler trus, dan kalo batuk jadi dilihatin teman -teman , trus kalo kerja di kantor kalo pas lagi angkat telpon pas lagi batuk, aduh susah buat konsen ke pembicaraan apalagi kalo ada yang banyak tanya misalnya bekerja didunia pendidikan ilfil banget bila murid yang banyak ocehan .

     Seringkali bingung dalam memilih obat batuk mana yang ingin konsumsi . Begitu banyak ragam obat batuk yang dijual bebas di pasar-pasar . Apalagi jika kita melihat iklan di radio , televisi, dan internet tiap produsen berlomba-lomba menawarkan obat batuk dengan formula terbaru dan ter-mujarrab , efek sembuh tercepat , atau bahkan formula tanpa kantuk karena selama ini obat batuk identik dengan efek mengantuk aku saja lau minum obat batuk lebih pulas bobonya .

    Padahal, jenis batuk tidak sama , apalagi karena penyebabnya bisa bermacam-macam. Tak heran apabila mencoba mengobati sendiri, jarang membawa kesembuhan maka penderita perlu mengetahui lebih dalam masalah penyakin yang satu ini

Penyebab Batuk
Batuk adalah suatu mekanisme perlindungan berupa reflek fisiologis yang bertujuan untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari 'benda asing' yang merangsang terjadinya reflek tersebut.
Reflek batuk dapat ditimbulkan oleh :
  • polusi udara
  • Rangsangan mekanis, misalnya asap rokok, debu, tumor
  • Adanya perubahan suhu mendadak cuaca buruk
    • Dari banyak begadang, panas dalam
    • Dari obat kimia keras dan kurang olah raga
    • Rangsangan kimiawi, misalnya gas dan bau-bauan
    • Adanya peradangan / infeksi
    • Reaksi alergi
    Selain penyebab di atas, batuk pun merupakan gejala yang lazim terjadi pada penderita penyakit typus, penderita dekompensasi jantung dan pada penderita penyakit cacing gelang.

    Perlu diketahui bahwa ada batuk yang produktif (karena mengeluarkan zat-zat asing dan dahak dari tenggorokan) dan ada pula yang tidak produktif atau kering. Atau pengeluaran dahak memang tidak mungkin, misalnya pada tumor.


    Pemilihan Obat yang tepat
    Sebelum memilih obat yang cocok , harus tahu terlebih dahulu apa penyebab batuk. Misalnya, batuk yang disebabkan oleh infeksi harus diberikan obat yang berkhasiat membunuh kuman, dan jangan diberi obat untuk melawan alergi. Dan penderita batuk karena alergi tidak perlu diberi antibiotik.
    Jenis obat batuk  daapat dibagi dalam dua golongan obat :
    1. Ekspektoran
    Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk berdahak, karena dapat mempertinggi sekresi saluran pernapasan atau mencairkan dahak. Kandungan obat batuk yang mungkin ada dalam jenis ekspektoran ini adalah zat yang bersifat mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan, misalnya guaiafenesin atau gliserin guaiacolat (GG), ammonium klorida (NH 4 Cl), dan kalium yodida (KI). Obat batuk jenis ini seringkali dicampur dengan ramuan tumbuh-tumbuhan seperti jahe dan mint sehingga memberikan rasa hangat pada tenggorokan.
     

    Atau bisa denagan :
    Ambil sebuah Jeruk Nipis, dibakar dalam arang yang ada baunya peras lalu campurkan kecap kemudian seduh dengan air seperempat  gelas. Minum 1 hari 3 kali seperempat  gelas dan bisa juag dengan sediakan Buah Pala, diparut dengan bijinya, lalu diseduh air panas kemudian tambahkan sedikit gula. Minum 1 hari  dua kali sebanyak 1 gelas
     

         2. Non-Ekspektoran

    Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk kering. Ada dua golongan zat aktif yang biasa digunakan, yaitu Pertama ,Golongan Alkaloid Morfin, seperti kodein, dionin, dan lain-lain. Obat ini bersifat narkotik dan menimbulkan ketagihan, karenanya hanya dapat dibeli dengan resep dokter
    kedua , Golongan Non-Morfin, di mana jenis zat aktif ini tidak menimbulkan ketagihan seperti dextromethorphan (DMP)
    Untuk batuk yang yang disebabkan oleh infeksi atau peradangan, diperlukan obat-obat antibiotik yang harus melalui pemeriksaan yang seksama oleh dokter.
    kini  ini banyak produsen obat batuk memajang lebel 'tanpa efek kantuk' pada formulanya. Hal ini karena pada formula obat batuk biasanya mengandung zat antihistamin, yang bekerja sebagai anti alergi. Zat-zat antihistamin inilah yang menyebabkan timbulnya efek kantuk. Obat batuk tanpa efek kantuk biasanya tidak mengandung zat antihistamin sama sekali, atau menggunakan zat antihistamin golongan baru yang tidak memiliki efek mengantuk. Antihistamin dengan efek samping kantuk yang biasa terdapat dalam formula obat batuk adalah Chlorfeniramine maleat atau CTM dan difenhidramin.


    Seringkali produsen memformulasikan obat batuk untuk berbagai jenis batuk, di mana dalam satu formula terdapat bahan aktif pengencer dahak, bahan aktif untuk batuk kering, dan disempurnakan dengan penambahan antihistamin untuk mendapat efek 'paripurna', satu obat untuk semua. Sebenarnya langkah ini kurang tepat karena penderita harus minum obat yang seharusnya tidak diperlukan, yang berarti menambah penggunaan bahan kimia dalam tubuh yang sedikit banyak pasti memberikan pengaruh bagi tubuh manusia . Apalagi perlu diketahui bahwa pada dasarnya, obat adalah racun


    Kebanyakan kita menganggap  penyakit batuk adalah hal yang ringa  , dan mengira bahwa penyakit ini bisa hilang sendiri seperti jailangkuna saja . Meski demikian , bukan tidak menutup kemungkinan bahwa batuk yang berkepanjangan, selain sangat menjengkelkan dan bisa menular, bisa juga menimbulkan infeksi sekunder pada saluran pernapasan. Sebaiknya, bila dalam tiga hari batuk tidak kunjung mereda, periksakan diri ke dokter terdekat sob semua..:)
    sekian , mohon maaf bila kurang detail dan kurang jelas uraiannya

    0 komentar:

    Posting Komentar